Secara fisik, otak hanyalah benda kecil yang memiliki berat sekitar 1,5 kg. Tetapi, keberadannya sangatlah menentukan dan begitu vital. Allah mampu menciptakan benda kecil ini dengan sekian keajaiban. Ditinjau dari fungsinya, otak manusia dibagi atas otak bagian kiri (yang bekerja dengan logika) dan otak bagian kanan (yang bekerja dengan imajinasi dan intuisi).

Dalam sebuah penelitian mutakhir di Amerika, disebutkan bahwa kemampuan otak kanan mencapai 90%, sedangkan sisanya adalah otak kiti. Selain itu, diterangkan pula bahwa peran logika sebagai simbol otak kiri hanya 4-6% dalam mendukung kesuksesan seseorang. Selebihnya, yakni 94-96% merupakan tanggung jawab otak kanan.

Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, para ahli juga menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh keberadaan otak kanannya. Artinya, seseorang yang otak kanannya aktif dan lebih dominan dibandingkan dengan otak kirinya, maka peluang kesuksesannya akan semakin besar.

Lalu, bagaimana cara mengaktifkan otak kanan ?

Sebenarnya, banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan otak kanan seperti melakukan kegiatan di alam terbuka atau mendengarkan musik instrumental dengan memejamkan mata. Namun, ternyata ada cara yang paling efektif lagi dalam mengaktifkan otak kanan yang sudah sangat familiar dengan umat Islam yaitu dengan Sholat.

Sholat merupakan salah satu media yang mampu mengembangkan daya pikir seseorang menjadi luas dan tak terbatas. Artinya, seseorang yang mampu menyelami makna di balik rahasia sholat itu, cara pandangnya tidak lagi sempit. Ia sanggup menjamah hal-hal yang tidak bisa dinalar oleh otak kita.

Nah, bagaimana cara menunaikan sholat yang baik sehingga kita benar-benar merasakan ada lompatan kecerdasan yang sangat dahsyat ? Berikut beberapa caranya :

  1. Mengerjakan sholat dengan khusyuk
    Saat sholat, kita dituntut untuk fokus mengarahkan pandangan batin kepada Allah sehingga kita mampu menghadirkan Dzat yang kita sembah. Itulah inti dari khusyuk. Lantas, bagaimana caranya kita sholat agar khusyuk ?
    Pertama, menghilangkan sesuatu yang dapat mengganggu orang sholat. Kedua, tidak sholat dengan memakai pakaian yang ada gamar atau tulisan yang dapat mengganggu orang lain. Ketiga, jangan mengerjakan sholat ketika sedang makanan sudah terhidangkan, menahan kencing atau BAB, dan dalam keadaan mengantuk. Keempat, tidak solat di belakang orang yang sedang mengobrol, dll.
  2. Memahami dan memaknai gerakan sholat
    Setiap gerakan sholat memiliki makna filosofis seperti gerakan sujud dengan meletakkan wajah pada posisi terendah, menyatakan bahwa kita ini hamba yang hanya tunduk kepadaNya, dan kita menyusikan Allah yang Maha Tinggi.
  3. Menghayati makna di balik bacaan-bacaan sholat secara mendalam
    Tidak sedikit diantara kita yang asal-asalan. Artinya, asal kita membaca sesuai dengan tuntunan syariat, kita sudah merasa menunaikan sholat dengan baik. Padahal, bacaan dalam sholat itu mesti dimaknai dan dihayati hingga meresap ke dalam hati.

Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, yakinlah bahwa Dia melihatmu”. 

Pada dasarnya, cara kerja otak kiri tidak akan mampu memahami maksud hadits tersebut. Namun, jika kita sedikit memutar otak dengan menilik dari otak kanan, maka akan menghidupkan imajinasi kita bahwa seakan-akan kita melihat Dzat Allah dalam Sholat.

Dzat Allah memang tidak dapat ditangkap oleh indra kita. Namun saat sholat, kita dituntut menghadirkan rasa atas kehadiran-Nya, sehingga seolah-olah kita bertatapan secara langsung dengan-Nya. Tentunya, guna menghadirkan rasa tersebut dibutuhkan seperangkat imajinasi yang kuat untuk melatih pengaktifan otak kanan.

Wallahu a’lam …

*Dikutip dari buku : Aktifkan Otak Kanan dengan Shalat karya Nor Fadilah dan A. Yusrianto Elga, dengan perubahan seperlunya.

By mtsrus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *